sumber: Instagram.com/ojan.wsPada artikel kali ini ayo Membaca akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut lewat salah satu ceramah Ustadz Adi Hidayat di Kanal Youtube Ceramah Pendek (27 November 2017). Semoga saja jawaban Beliau bisa memberikan manfaat sekaligus menjadi renungan bagi segenap sahabat pembaca. Selamat membaca!
Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat mengutip sebuah ayat dalam Al-Quran yaitu surat Al-Ankabut ayat 45 yang artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Beliau pun menjelaskan bahwa makna dari kata Fahsya(keji) adalah segala keburukan yang datang dari syahwat seperti kata-kata kotor, perbuatan pornografi, pornoaksi dan lainnya. Sedangkan makna kata munkar adalah sebuah keburukan yang diingkari oleh hati yang bersumber dari nafsu, perut dan akal seperti mencuri, berselisih, korupsi dan lainnya.
Maka seharusnya jika salat sudah benar salah satu tandanya adalah lihatlah perubahan sikap dan akhlaknya. Jika seseorang memiliki akhlak yang baik, sikap yang baik, santun ucapannya dan meninggalkan keburukan yang dulu pernah dikerjakan maka insyaallah shalatnya sudah benar dan diterima Allah. Mustahil orang yang rajin shalat dan shalatnya benar akan tetapi masih melakukan banyak maksit serta tidak ada perubahan menjadi lebih baik dalam dirinya.
Dari penjelasan di atas, seharusnya kita bisa mengukur sendiri apakah shalat kita sudah benar atau belum. Apakah semenjak kita rajin Shalat akhlak dan perilaku kita berubah menjadi baik atau justru masih banyak melakukan maksiat. Mari renungkan dan tanyakan pada diri sendiri. Salam membaca!